Trending

Elon Musk Pecahkan Rekor Kekayaan, Jadi Orang Pertama dengan Rp 8.325 Triliun

— Elon Musk menciptakan rekor baru dalam sejarah kekayaan global. Pendiri Tesla, SpaceX, dan xAI tersebut pada Rabu (1/10) secara resmi menjadi orang pertama di dunia yang memiliki kekayaan sebesar 500,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp8.325 triliun (kurs Rp16.650 per dolar AS), berdasarkan daftar miliarder Forbes.

Peningkatan yang signifikan ini terutama didorong oleh kenaikan saham Tesla yang pulih setelah awal tahun yang penuh gejolak. Musk masih memiliki lebih dari 12,4 persen saham Tesla per 15 September, dengan harga saham yang meningkat lebih dari 14 persen sepanjang 2025 dan ditutup naik 3,3 persen pada Rabu, menambah lebih dari 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp99,9 triliun ke dalam kekayaannya. Peningkatan tajam ini terutama didukung oleh lonjakan saham Tesla yang kembali stabil setelah periode awal tahun yang tidak menentu. Musk masih memegang lebih dari 12,4 persen saham Tesla hingga 15 September, dengan kenaikan harga saham lebih dari 14 persen sepanjang 2025 dan berakhir naik 3,3 persen pada hari Rabu, menambahkan lebih dari 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp99,9 triliun ke kekayaannya. Kenaikan yang tajam ini terutama dihasilkan dari kembalinya saham Tesla setelah menghadapi situasi yang tidak stabil di awal tahun. Musk masih memiliki lebih dari 12,4 persen saham Tesla hingga tanggal 15 September, sementara harga saham naik lebih dari 14 persen sepanjang 2025 dan ditutup naik 3,3 persen pada Rabu, sehingga menambah lebih dari 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp99,9 triliun ke kekayaannya.

Dilansir dari Reuters,Kamis (2/10/2025), kembali fokus Musk terhadap perusahaan-perusahaannya menyebabkan sentimen para investor menjadi lebih positif. Ketua dewan Tesla, Robyn Denholm, bulan lalu

menegaskan bahwa Musk kini kembali memimpin sepenuhnya. “Elon kembali berada di posisi terdepan perusahaan setelah beberapa bulan lebih sering menghabiskan waktu di Gedung Putih,” kata Denholm.

Tidak lama setelah pernyataan tersebut, Musk mengumumkan pembelian saham Tesla senilai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp16,6 triliun. Tindakan ini dianggap sebagai bukti keyakinannya terhadap masa depan Tesla yang sedang berubah dari produsen mobil listrik menjadi perusahaan yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI) dan robotika.

Namun, Tesla masih menghadapi berbagai tantangan. Penurunan penjualan mobil serta tekanan terhadap margin laba menyebabkan saham Tesla menjadi salah satu yang paling lemah dalam kelompok “Magnificent Seven”, yaitu daftar saham teknologi dengan kapitalisasi pasar besar.

Dewan Tesla bulan lalu juga mengusulkan rencana kompensasi senilai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp16.650 triliun untuk Musk, dengan tujuan finansial dan operasional yang tinggi, serta merespons permintaannya untuk meningkatkan kepemilikan saham di perusahaan tersebut.

Selain Tesla, peningkatan kekayaan Musk juga didukung oleh naiknya nilai perusahaan-perusahaan lain yang ia dirikan. Startup kecerdasan buatan miliknya, xAI, contohnya, pada Juli lalu tercatat bernilai sekitar 75 miliar dolar AS (Rp1.248 triliun).

Pada bulan September, CNBC melaporkan bahwa xAI sedang dikaitkan dengan target valuasi hingga 200 miliar dolar AS (Rp3.330 triliun). Namun, Musk menegaskan pada saat itu bahwa perusahaan tidak sedang mengadakan penggalangan dana baru.

Di sisi lain, Bloomberg melaporkan bahwa SpaceX, perusahaan roket yang dimiliki Musk, sedang mengadakan pembicaraan mengenai rencana pengumpulan dana yang bisa membuat valuasi perusahaan mencapai 400 miliar dolar AS atau Rp6.660 triliun.

Dengan kekayaan yang melebihi 500 miliar dolar AS, Musk kini tidak hanya mengungguli pesaing terdekatnya, Larry Ellison, yang berada di posisi kedua dengan 350,7 miliar dolar AS (Rp5.841 triliun), tetapi juga menandai era baru dalam peta kekayaan dunia.

Pencapaian ini memperkuat posisi Musk sebagai tokoh paling utama dalam ekonomi teknologi kontemporer, sekaligus menunjukkan besar peran inovasi AI, mobil listrik, dan eksplorasi luar angkasa dalam membentuk kelas baru para pengusaha global. (*)

Exit mobile version